Workshop Iklim Keamanan Sekolah: Wujudkan Sekolah Aman, Toleran, dan Inklusif
Wadaslintang, 27 Oktober 2025 – Dalam upaya mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif bagi seluruh warga sekolah, SMP Negeri 1 Wadaslintang menyelenggarakan kegiatan Workshop Iklim Keamanan Sekolah pada Senin, 27 Oktober 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang guru SMP Negeri 1 Wadaslintang dan diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan.
Workshop ini menghadirkan narasumber dari Unit Layanan Disabilitas (ULD) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, yaitu:
-
Syaifur Rohman, S.Kom., M.H. yang menyampaikan materi tentang “Keamanan dan Payung Hukum bagi Guru dan Tenaga Kependidikan”.
-
Eva Rosmiani, S.Pd. dengan topik “Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan Penanganannya”.
-
Ronaria Mentari Putri, S.Pd. yang memaparkan tentang “Sekolah Bebas Kekerasan dan Toleran”.
Dalam sambutannya, Kepala SMP Negeri 1 Wadaslintang menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen sekolah dalam menciptakan iklim belajar yang aman, berkeadilan, dan menghargai keberagaman.
“Sekolah harus menjadi tempat yang aman untuk tumbuh dan berkembang, bebas dari segala bentuk kekerasan, serta memberikan pelayanan pendidikan yang ramah dan inklusif bagi semua peserta didik,” ujar Kepala Sekolah.
Melalui sesi pertama, Syaifur Rohman, S.Kom., M.H. menegaskan pentingnya pemahaman guru terhadap regulasi dan perlindungan hukum dalam menjalankan tugas. Ia mengingatkan bahwa setiap tenaga pendidik berhak memperoleh rasa aman dalam bekerja, sekaligus bertanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang melindungi peserta didik dari kekerasan fisik, verbal, maupun digital.
Sesi kedua oleh Eva Rosmiani, S.Pd. menekankan pentingnya asesmen yang adil dan adaptif bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Ia memberikan panduan praktis dalam mengenali karakteristik ABK serta strategi penanganan yang menghormati perbedaan individu. Pendekatan ini, menurutnya, merupakan langkah konkret menuju pelayanan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.
Sesi terakhir yang disampaikan Ronaria Mentari Putri, S.Pd. mengajak peserta workshop untuk memperkuat budaya toleransi dan anti kekerasan di sekolah. Ia menekankan bahwa sekolah bebas kekerasan bukan hanya slogan, tetapi harus diwujudkan melalui kebijakan, sikap, dan praktik pembelajaran yang menghargai setiap perbedaan, baik agama, gender, maupun latar belakang sosial.
Kegiatan berlangsung dengan interaktif, diwarnai dengan diskusi dan refleksi dari para peserta. Guru dan tenaga kependidikan antusias berbagi pengalaman terkait dinamika di kelas dan tantangan menciptakan suasana belajar yang aman serta ramah bagi semua murid.
Melalui workshop ini, SMP Negeri 1 Wadaslintang meneguhkan komitmennya sebagai sekolah yang aman, toleran, bebas dari kekerasan, dan inklusif, sesuai dengan semangat Sekolah Ramah Anak dan Program Merdeka Belajar.
Dengan sinergi antara pendidik, tenaga kependidikan, dan dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo, diharapkan tercipta lingkungan sekolah yang tidak hanya mendidik, tetapi juga melindungi serta menumbuhkan karakter peserta didik yang berempati dan saling menghargai.